TERLENGKAP Tentang Cetaphil:Gentle Skin Cleanser! (+JUJUR)

Cetaphil : Gentle Skin Cleanser
Sumber : https://images.app.goo.gl/dHjGqyNibb85v3BXA

Pengalaman Menggunakan Cetaphil : Gentle Skin Cleanser

Sejak 2019, karena masalah kulit kering saya, dan karena Cetaphil sudah marak dijual di pasaran, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba membeli produk Cetaphil  yaitu Gentle Skin Cleanser nya untuk sebagai facial cleanser saya. 

Awalnya saya terpengaruh oleh teman saya yang acne prone skin untuk menggunakan ini karena 'katanya' ini bisa membantu menjaga kondisi kulitnya. Walau kondisi kulit saya dry, namun saya tertarik untuk mencoba karena melihat dari hype nya produk ini dan pengalaman saya sendiri menggunakan merk Cetaphil. Memang harganya lebih mahal dari sabun cuci muka merk biasa namun setelah dipikir-pikir masih wajar karena bahan yang digunakan juga berkualitas. Saya mulai menggunakan produk ini sekitar 2 tahun yang lalu. 
 
Klaim dari produk ini sendiri sebagai pembersih wajah pengganti sabun untuk kulit kering, normal, kombinasi, dan berjerawat. Dan membantu keseimbangan antara kandungan air dan minyak alami pada kulit. 

Satu hal lagi yang membuat saya tertarik adalah memiliki kadar Ph yang seimbang.. berbeda dengan facial cleanser lain yang kadang Ph nya terlalu tinggi. Kadar Ph yang seimbang dapat membantu menjaga kadar asam dan basa dalam kulit. 

Ingredients Dalam Produk

Sumber : https://images.app.goo.gl/dbiikYm5dnLhSD1T6

Tiga bahan utama dalam Gentle Skin Cleanser : 
1. Water

2. Cetyl Alchohol, merupakan jenis alkohol yang baik pada tubuh. 
Bahan ini 95% berasal dari lemak Coconut Oil. Berfungsi untuk memberikan tekstur pada produk (menyatukan bahan-bahan dalam produk agar tidak terpisah). Cetyl Alcohol juga aman digunakan dalam makanan sebagai pemberi warna. 
Dalam produk skincare, bahan ini mampu memperbaiki tekstur kulit yang kasar dan kering dengan mengunci level kelembaban natural kulit. Bahan ini juga memiliki fungsi sebagai emulsifier. Buat yang ga tau emulsifier, itu maksudnya adalah menjaga kestabilan komponen air dan minyak. Jadi misalnya suatu produk memiliki komponen air dan minyak, biasanya kita harus kocok dulu produknya biar menyatu, jika sudah tidak di kocok maka produk akan memisah. Maka  produk tersebut butuh emulsifier agar konsistensi produk terjaga dan komponen tidak saling terpisah. Bahan  ini memberi efek thicken atau pengental pada produk yang membuat kestabilitasan kerja emulsifier. Kebanyakan jenis alkohol bersifat buruk pada kulit karena dapat membuat kulit menjadi kering, namun Cetyl Alcohol bersifat sebaliknya yaitu menjaga kondisi dan menghaluskan kulit dan rambut. Cetyl Alcohol juga bersifat membersihkan minyak dan kotoran yang ada di permukaan kulit. 

3. Propylene Glycol, merupakan senyawa organik yang bertekstur lebih kental dari air, tidak berwarna, dan tidak berbau. Zat ini dapat mengikat air. Berfungsi sebagai penglarut, pengencer, dan pengawet dalam produk kosmetik. Zat ini juga dapat memiliki fungsi anti bacterial dan anti fungal
Zat ini bisa ditemukan dalam berbagai produk seperti processed food and beverage, makanan binatang, kosmetik, bir, makanan beku dairy, deodorants, fragrances, kopi, soda, dll. 
 
Perlu diingat bahwa Propylene Glicol dan Cetyl Alcohol bersifat emollient. Dimana emollient berarti menjaga konsistensi produk dan memberi kelembaban pada kulit. 

Propylene Glicol juga bersifat humectant dimana artinya mengikat kelembaban dari molekul-molekul air di luar. Namun, humectant sendiri jika digunakan dalam kadar tinggi akan menyebabkan iritasi kulit.  

                                           
                                                                              ***
Berdasarkan tulisan annmariegianni.com, ia menjelaskan bagaimana kita harus menghindari penggunaan Propylene Glycol dalam kulit kita. Seperti yang saya jelaskan di atas, PG (Propylene Glycol) ini membantu mengikat kelembaban dimana artinya tidak menambah kelembaban namun mempertahankannya. PG ini membantu menarik kelembaban dari lapisan terbawah kulit kita menuju ke lapisan teratas kulit yang membuat kulit kita nampak lebih halus dan lembut. Namun lama-kelamaan, lapisan bawah kulit kita akan mengering yang dimana lapisan kulit kita paling luar pun akan kering dan memperparah penampakan garis-garis di wajah.  Selain itu, zat PG saat dibilas akan tetap ada sisa-sisanya berada di permukaan kulit yang dimana akan melarutkan atau memasukkan penyerapan minyak dalam wajah yang sebenarnya dibutuhkan oleh kulit kita agar tetap terhidrasi. Kulit menjadi kering dan kekurangan cairan. Dengan itu, kita pasti akan memakai produk pelembap lainnya untuk membantu melembapkan. Cycle ini akan terus berulang. Berdasarkan Material Safety Data Sheet terhadap Propylene Glycol, zat ini dapat menghambat pertumbuhan sel dan merusak membran sel dimana kulit menjadi kering dan memperparah kondisi permukaan kulit. PG juga meningkatnya penerobosan pada kulit /penetrasi (penetration) dimana krim/lotion/cairan yang kita gunakan di permukaan kulit kemungkinan akan menerobos / masuk hingga lapisan terdalam kulit bahkan mungkin sampai ke aliran darah kita. Terdengar mengerikan bukan? 

                                ***
NAMUN, berdasarkan thebeautybrains.com, PG memang melakukan penetrasi namun penyerapan melalui kulit yang terjadi itu minimal/sangat sedikit. PG sendiri aman untuk diserap tubuh karena saat terserap, akan diekskresikan menjadi cairan urin atau  berubah menjadi bentuk lactic acid saat masuk dalam aliran darah (dimana terjadi secara natural saat otot melakukan exercise/ latihan). PG akan menjadi masalah saat  diserap oleh tubuh adalah ketika di apply ke kulit yang terbakar. Dimana lapisan terluar dalam kulit tidak bekerja sebaik saat kulit sehat. 
Nah, karena PG sendiri berasal dari petroleum (minyak bumi), banyak yang beranggapan bahwa PG ini karsinogenik (zat yang menyebabkan kanker) dan tidak bagus digunakan dalam skin care. Membaca dari byrdie.com, dengan data dari Joshua Zeichner, MD, direktur dari dermatologi penelitian kosmetik di Mount Sinai Medical Center. Sebelumnya, berbicara mengenai penetrasi. Zeichener menambahkan penetrasi yang dilakukan oleh PG itu bagus untuk meningkatkan kerja produk menjadi lebih efektif. Zeichner menerangkan bahwa petroleum dalam kosmetik dan petroleum dalam komersial biasa itu berbeda dimana tidak bersifat karsogenik dan begitu juga Propylene Glicol. Zeichner mengatakan bahwa banyak produk yang aman yang berasal dari zat yang berbahaya, namun yang paling utama dan penting adalah bagaimana formasi atau bentuk akhir produk tersebut yang menentukan apakah produk tersebut berbahaya atau tidak. Jennifer Herrmann, MD, FAAD, menambahkan apalagi kita mengalami kemerahan atau gatal-gatal dimana setelah kita mengapply sebuah produk, kemungkinan kita alergi terhadap salah satu bahannya. Zeichner menambahkan bahwa Propylene Glicol bisa menjadi salah satu alasannya. Orang dengan kondisi kulit eczema mungkin akan lebih berpotensi mengalami alergi pada bahan ini. 

Nah, sekarang kita jadi bingung nih. Jadi cleanser ini bisa meningkatkan kelembaban atau tidak? Jadi sebenarnya gimana sih kerja Cetaphil dalam kelembaban? Karena itu, kita harus pelajari bahan ke 4 dalam cleanser ini yaitu, 

4. Sodium Lauryl Sulfate, berbeda dengan Sodium Laureth Sulfate (SLES) yang merupakan senyawa turunan dari SLS. SLS ini memang sifatnya untuk "membersihkan" dimana cara bekerjanya adalah dengan mengubah tegangan permukaan air dan memisahkan molekul-molekul berbeda dari satu sama lain sehingga menciptakan busa/ foam saat digunakan. Reaksi ini mampu membersihkan minyak, debu atau kotoran apapun yang ada di lapisan terluar kulit.. makanya SLS ini banyak ditemukan di berbagai produk kebersihan.  SLS bisa ditemukan dari sabun, shampoo, pasta gigi, pembersih lantai, dll. 
Mengutip dari skincity.co.uk, 2 masalah mengapa orang meragukan penggunaan SLS adalah karena efek penggunaannya pada kulit, karena SLS berpotensi mempertipis lapisan kulit, yang akhirnya membuat kulit luar menjadi kering dan mempermudah terjadi iritasi dimana akan sangat berbahaya apalagi terjadi pada pemilik kulit sensitif. Kerusakan ini dapat membuat kulit lebih mudah terkena iritasi dan bakteri. SLS ternyata terbukti lebih berpotensi menyebabkam iritasi dibandingkan SLES. Namun semuanya balik lagi ke tingkat konsentrasi SLS yang digunakan, bagaimana kita menggunakannya, bagaimana kita membersihkannya, serta paling utama adalah kondisi kulit kita sendiri. Tingkat konsentrasi pada produk yang berhubungan dengan penggunaan pada kulit secara berkepanjangan harus tidak di atas 1%. Bila kita memiliki kondisi kulit yang sangat sensitif, sudah pasti SLS akan menyebabkan iritasi di kulit apalagi jika digunakan secara terus menerus. 
Jika kita meninggalkan produk berbahan SLS pada kulit kita terlalu lama, itu juga akan menyebabkan iritasi. Itulah mengapa kita tidak boleh meninggalkan shampoo terlalu lama tanpa dibilas, atau beberapa pasta gigi yang mengandung SLS menyarankan agar tidak menelan  kandungan di dalamnya. SLS memang dikhususkan untuk membersihkan noda dan minyak dalam permukaan kulit, kadang penggunaan SLS pada area kulit yang salah malah membuat penyerapan minyak berlebih dari yang dibutuhkan yang malah membuat kulit kita semakin kering. Karena sifat SLS yang membuat kulit kering dan bisa iritasi, setelah  menggunakan produk yang ber SLS sebaiknya langsung menggunakan pelembab. 
Masalah kedua adalah SLS bisa menjadi karsinogenik apabila dicampur penggunaannya dengan bahan lain secara berulang yang akan menyebabkan masalah pasa tubuh. Hal ini sudah teruji secara medis bahwa SLS bukan bahan karsinogenik. Semua tergantung dengan tingkat konsentrasinya.

Hasil Dalam Penggunaan Cetaphil: Gentle Skin Cleanser

Menurut penggunaan saya, hasilnya sebenarnya biasa aja. Karena saya tidak mengalami perubahan signifikan apapun, kecuali menstabilkan kekeringan di wajah saya. Tidak mengobati jerawat saya jika sedang muncul, tidak mengurangi kadar minyak yang ada bagian t zone saya. Hanya menjaga kelembapan dalam kulit saya saja. Hal itu pun jika saya seimbangkan dengan penggunaan skincare pelembab lainnya. Jika tidak juga sama aja kulit saya akan mengalami kekeringan. Namun, produk ini bisa digunakan juga untuk menghapus make up. Saya sering menggunakan produk ini dengan kapas untuk menghapus makeup. Hasilnya memang tidak sebersih menggunakan micellar water biasa, namun dapat membersihkan sisa makeup yang ada. Penggunaan produk tidak memiliki banyak pengaruh bagi kulit saya sendiri. Untuk kulit acne prone atau sensitif, mungkin produk ini bisa menjadi solusi yang baik karena tidak akan memperparah kondisi kulit. Namun untuk kulit kering seperti saya, produk ini akan membantu menjaga kelembapan lebih apalagi jika dibantu dengan penggunaan skincare lain.

Kesimpulan 

Kesimpulan yang bisa saya beri ini adalah menurut saya Cetaphil : Gentle Skin Cleanser ini merupakan produk yang bekerja dalam menjaga kelembaban namun tidak menambah tingkat kelembaban. Itu berdasarkan apa yang saya rasakan sejak penggunaan saya selama hampir 2 tahun. Namun sampai sekarang, saya dan cici saya tetap memilih untuk menggunakan cleanser ini karena paling tidak menimbulkan efek negatif dibanding cleanser lain yang pernah kami coba. Selama saya menggunakan Cetaphil, saya tidak merasakan pertumbuhan jerawat yang semakin banyak, tetap normal yaitu selama menuju haid (untuk kulit saya ya, beda buat orang lain), tidak memperparah garis-garis di wajah saya begitujuga memperjelas penampakan pori-pori. Semuanya normal saja, seperti yang saya bilang, yang saya rasakan hanya menjaga kelembapan saya. Namun akan lebih lembab lagi jika saya gunakan beserta pelembab setelah mencuci muka. OHYA, perlu diingat ya bahwa cleanser ini juga gak membersihkan pori-pori atau komedo. Karena saya sering mencoba menggunakan cleanser ini di bagian berpori-pori dan berkomedo namun hasilnya sama saja. Tidak ada perubahan. 
Karena teman saya yang berjenis kulit berbeda dengan saya, cocok menggunakan ini, jadi menurut saya, cleanser ini bisa lebih ampuh + optimal + efektif tergantung dengan jenis kulit kalian. Mungkin yang acne prone bakal lebih ampuh? 
Untuk masalah ingredientsnya, menurut saya sendiri, karena saya tidak mengalami efek negatif apapun, berarti saya tidak mempunyai alergi terhadap bahan-bahan yang ada, dan menurut saya juga, tingkat konsentrasi bahan-bahan yang ada telah dipertimbangkan sedemikian rupa oleh pihak Cetaphil agar semua bahan dapat bekerja dengan baik untuk mendorong hasil pemakaian optimal. 

NB: Review setiap orang bisa berbeda-beda tergantung jenis kulit, kondisi kulit atau alergi yang dimiliki oleh tiap individu. Saya merekomendasikan bagi orang yang ingin mencoba cleanser ini. 

Comments

Popular Posts